Pembimbing : Woro Harkandi

ABSTRAK :
Cireundeu, Cimahi, yang sejak 1924 menjadikan singkong (rasi) sebagai pangan pokok sekaligus identitas budaya. Karya ini lahir dari kepedulian terhadap pelestarian tradisi lokal di tengah arus odernisasi. Dokumenter merekam aktivitas harian, proses pengolahan singkong, ritual adat, serta filosofi hidup masyarakat yang menekankan kemandirian, gotong royong, dan keselarasan dengan lam. Penelitian ini menggunakan landasan teori komunikasi, media massa, film dokumenter, serta peran camera person dengan fokus pada teknik kamera. Metodologi meliputi tahapan pra-produksi, roduksi, dan pasca-produksi, melalui riset, observasi, wawancara tokoh adat, hingga perencanaan konsep kreatif dan teknis. Teknik pengambilan gambar yang diterapkan mencakup establishing shot, edium shot, close-p, eye-level angle, hingga tracking dan handheld shot, dipadukan dengan pencahayaan alami untuk menghadirkan visual yang autentik. Hasil analisis menunjukkan bahwa enerapan teknik kamera berhasil memperkuat narasi visual dan menghadirkan suasana dokumenter yang informatif serta emosional. Hambatan berupa pencahayaan minim, gangguan suara, keterbatasan alat, an kondisi lapangan dapat diatasi melalui pengaturan teknis dan kerja sama tim. Film dokumenter ini berfungsi sebagai media edukasi dan pelestarian budaya, sekaligus inspirasi bagi generasi muda ntuk menjaga kearifan lokal. Saran diarahkan pada perencanaan teknis yang lebih matang agar karya berikutnya semakin optimal.

Kata Kunci : Film Dokumenter, Teknik Kamera, Kearifan Lokal, Cireundeu, Singkong